Senin, 02 Juli 2012

BAB II


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi Penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan. (Source: Ibrahim, et.al, 2003:1-2).
Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya. Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang atau pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya).
Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada “penyebar-luasan informasi atau inovasi”, dan “memberikan penerangan”, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus-menerus, sekuat-tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi “klien” penyuluhan”.

2.2  Kanker Payudara
2.2.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah penyakit neoplasma yang bersifat ganas dimana selpayudara mengalami proliferasi, diferensiasi abnormal dan tumbuh secara autonomyang menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar diambil merusak serta menyebar kebagian tubuh yang lain.
Menurut National Cancer Institute, jenis kanker payudara berdasarkan histopatologinya terdiri dari:
1. Non InvasiveIstilah non invasive berarti bahwa sel ganas terbatas dalam duktus atau asinuslobulus, tidak terdapat bukti invasi sel tumor yang menembus membran basalismasuk ke jaringan ikat sekitarnya.
2. InvasieIstilah invasive berarti sel tumor telah menembus membran basalis sekeliling strukturpayudara tempat mereka tumbuh dan menyebar ke jaringan sekitarnya.

2.2.2  Tanda dan Gejala
1)      Pada stadium dini; tanpa keluhan, penderita merasa sehat, tidak nyeri, aktivitas normal. Tanda yang mungkin ada teraba benjolan kecil di payudara.
2)      Terasa benjolan, bentuk dan usuran payudara berubah, luka atau eksim pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh pengobatan, keluar darah atau nanah atau cairan dari puting atau ASI walupun tidak menyusui.
3)      Puting susu tertarik ke dalam.
4)      Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.
5)      Pembengkakan kelenjar getah bening dimana menandakan sel kanker telah menyebar.

2.2.3   Etiologi
a.       Umur > 30 tahun
b.      Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
c.       Tidak kawin dan nulipara
d.      Usia menars haid pertama kali <12>
e.       Usia menepouse > 55 tahun
f.       Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
g.      Terapi hormonal lama
h.      Mempunyai kanker payudara kontralateral
i.        Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
j.        Pernah mengalami radiasi di daerah dada
k.      Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan Ibu
l.        Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik

2.2.4   Patofisiologi
Etiologi yang ada Sadari Benjolan pada payudara Tidak teraba pada payudara Mamografis (USG) Jinak Dicurigai Ganas lakukan Biopsy untuk mengetahui Sel jinak Sel ganas Kanker payudara  untuk Penentuan stadium
Stadium I : Tumor < >
Stadium II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit dinding dada
Stadium IV : Metastasis keseluruh organ dalam.

2.2.5   Cara Mencegah Kanker Payudara
1.      Pencegahan primer.
1)       Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
2)       Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum sama sekali terdeteksi adanya kanker payudara. Hal ini sangat bagus bila dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara dini.
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer adalah:
1.      Membatasi konsumsi alkohol
2.      Menjaga berat badan ideal
3.      Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah atau hormon lainnya
4.      Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari
5.      Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
6.      Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran

2.      Pencegahan sekunder
1)      Resiko kanker payudara. Dari pola makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker ini. Pencegahan sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara.
2)      Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteki dini. Beberapa metode deteksi ini terus mengalami perkembangan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker payudara adalah dengan cara :
1.      Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter.
2.      Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi
3.      Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau melakukan cancer risk assessement survey
4.      Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan demografi setiap tahun.
5.      Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
3.      Pencegahan tersier
Pencegahan ini ditunjukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan ini untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan :
1.      Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap ketahanan penderita
2.      Tindakan kemoterapi dengan sitostatika
3.      Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa sistomatik
4.      Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif
Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :
1.      Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika tidur bra dilepas
2.      Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol
3.      Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali
4.      Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya
5.      Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin sebagai zat antioksidan. 
6.      Selain itu, banyak-banyak mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu, dan sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein yang dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.
7.      Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti joging
8.      Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak hewani
9.      Hindari stress.

2.3  Sadari
2.3.1   Pengertian Sadari
Pengertian Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1)      Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2007).
2)      Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1. Dan menurut Maulani (2009), Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker payudara.
3)      Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).
Pemeriksaan Payudara Sendiri Salah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara adalah dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang berkaitan dengan benjolan pada payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun kelainan pada payudaranya. Padahal, kemungkinan sembuh tentu akan semakin besar bila benjolan kanker pada terdeteksi lebih awal.
Langkah pemeriksaan payudara sendiri :
1.      Periksa kondisi payudara secara umum di depan cermin. Lihat apakah ada perubahan warna dan struktur kulit, ukuran atau bentuk payudara
2.      Lalu periksa payudara kanan dan daerah ketiak di sekitarnya menggunakan tangan kiri. Gerakan tangan kirimu menjelajahi payudara dengan arah melingkar serta tekanan ringan. Arah melingkar ini bisa dimulai dari lingkaran tertular payudara, sampai mencapai puting. Sesudah itu, periksa payudara dengan gerakan vertikal dari atas ke bawah.
3.      Tekan bagian puting secara perlahan untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar
4.      Lakukanlah hal yang sama pada payudara kiri.

2.3.2   Prosedur pelaksanaan
SADARI dilakukan setiap bulan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan Clinical Breast Examination (CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.Ada tiga langkah penting untuk melakukan SADARI yaitu:
1.    Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.
Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat lengan kanan anda ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa payudara sebelah kiri.
2.    Pemeriksaan raba pada saat berbaring.
Berbaringlah di atas permukaan yang keras. Saat melakukan pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Kemudian letakkan lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam. Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12. Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting. Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai diperiksa. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri.
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan.

2.3.3 Tempo permeriksaan
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan tapi Anda masih tetap resah, Anda bisa meminta kunjungan lanjutan. Anda juga bisa meminta pendapat kedua dari seorang dokter spesialis. Para wanita yang telah berusia 20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila telah memasuki usia 40.
2.4  Pengetahuan
2.4.1    Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setetah orang metakukan, pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut pengalaman dan hasil penelitian Rogers dalam Notoaatmodjo (2003), bahwa penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng (long lasting) dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Selain itu pengetahuan juga merupakan tahap awal dalam adopsi perilaku baru sebelum terbentuknya sikap terhadap objek bani yang dihadapinya.

2.4.2    Domain Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1.      Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari mengingat sebelumnya termasuk kedalam tingkatan pengetahuan ini adalah kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2.      Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan benar tentang objek yang ingin diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3.      Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenanya. Mengaplikasikan berarti dapat menerapkan atau menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis itu dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memilahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5.      Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubung­kan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-­formulasi yang telah ada.
6.      Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang dibuat sendin atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.4.3    Sumber Pengetahuan
Menurut Rahmat (2005) pengetahuan seseorang diperoleh dan pengalaman berbagai informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, media massa, media elektronik, buku petunjuk dan tenaga kesehatan.
2.4.3.1  Pengalaman
Pengalaman tidak selalu berwujud suatu hal yang pernah dilalui oleh seseorang, tetapi bisa berawal dari mendengar atau melihat. Misalnya dari teman mereka yang sudah melakukan suatu hal terutama hal yang negatif selalu mendorong temannya u.ntuk berbuat hal yang sama.

2.4.3.2  Orang Tua
Adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengetahuan orang tua yang selalu otoriter dalam mendidik anak, dianggap hanya memicu anak untuk lari dari kekangan orang tua pada mereka yang selalu sibuk tidak memperhatikan, anaknya. Dengan keadaan orang tersebut, anak balasanya mencari perlindungan dan perhatian dari teman atau pacanya. Jadi, berfungsinya keluarga dalam menjalankan fungsi kontrol, penanaman nilai moral dan keterbukaan sangat mempengaruhi pengetahuan, anak.

2.4.3.3  Teman
Merupakan faktor lain juga yang mempengaruhi pengetahuan teman sebaya yang hanya mengetahui sekilas tentang suatu hal, hanya memberikan informasi dan pernahaman yang salah.

2.4.3.4  Media massa, media elektronik dan buku petunjuk
Merupakan sumber informasi yang mudah dijangkau oleh semua kalangan dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan meskipun harus secara selekt.if

2.4.3.5  Petugas kesehatan
Merupakan sarana pemberian informasi penting untuk meningkatkan pengetahuan karena dan petugas kesehatan dapat meluruskan informasi yang salah yang ada dalam masyarakat.

2.4.4    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
2.4.4.1   Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberi pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2.4.4.2   Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memperoleh pengetahuan yang lebih luas.

2.4.4.3   Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memerlukan kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

2.4.4.4   Pengalaman
Suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan.

2.4.4.5   Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2.4.5    Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket dengan menanyakan tentang isi materl yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden (Notoatmoqio, 2002).

2.5  Konsep Sikap
Sikap dalam diri individu akan mempengaruhi tingkah laku atau perbuatan individu itu sendiri, namum yang dimaksud dengan sikap itu sendiri yaitu :
1)        Sikap adalah kesiapan merespons yang sikapnya positif atau negatif terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten (Ahmad, 1999).
2)        Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2002).
Komponen sikap mempunyai tiga kelompok menurut (Azwar. S, 1995), yaitu:
1)   Komponen kognitif : berupa pengetahuan, kepercayaan atau pemikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek, ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.
2)   Komponen afektif : menunjukan pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek. Objek ini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak, berwujud menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati dan sebagainya yang ditunjukan kepada objek-objek tertentu.
3)   Komponen behavior : melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap suatu objek. Berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu.
Sikap memiliki beberapa tingkatan diantaranya:
1)   Receiving (menerima), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2)   Responding (merespon), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah sutu tindakan dari tingkatan merespon.
3)   Valuing (menghargai), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4)   Responsible (bertanggung jawab), bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Ada enam faktor yang mempengaruhi sikap diantaranya yaitu :
1)   Pengalaman pribadi, apa yang telah ada dan apa yang sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu akan membentuk sikap positif atau sikap negatif.
2)   Pengaruh orang lain yang dianggap penting, orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita, seseorang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita, seseorang bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
3)   Pengaruh keyakinan, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan.
4)   Lembaga pendidikan dan lembaga agama, lembaga pendidikan dan agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya merupakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
5)   Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan akan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih konsisten dan bertahan lama.
6)   Media massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dll, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. gejala sistemik (Depkes RI, 2005)

2.6  Kerangka Teori
Kerangka teori  penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antar konsep satu terhadap konsep yang lain yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2002). Lawrence and Green menganalisa perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan bahwa kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Menurut Notoatmodjo (2003) Perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor berikut:
1.        Faktor Predisposisi (predisposing factor) terwujud dalam pendidikan, pengetahuan, sikap dan persepsi.
2.        Faktor Pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkup fisik, ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan pendapatan keluarga, dan lain-lain.
3.        Faktor Penguat (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap petugas, orang tua dan lain-lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Bagan 2.6
Kerangka Teori
Pengaruh penyuluhan terhadapa pengetahuan siswi











Pengetahuan  dan Sikap sebelum diberi penyuluhan
 




Pengetahuan  dan Sikap setelah diberikan penyuluhan
 




 




 Sumber : Modifikasi dari teori Lawrence and Green, Notoatmodjo, 2005



Tidak ada komentar:

Posting Komentar