BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari
sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud
perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005).
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa.
Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara
sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang
berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan
diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan
dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan
yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila
terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan
yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang
tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.
(Source: Ibrahim, et.al, 2003:1-2).
Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka
tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya. Dalam
perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai
kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi,
penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan
yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behaviour) yang
merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang
dapat diamati oleh orang atau pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan,
tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau
hasil kerjanya).
Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak
berhenti pada “penyebar-luasan informasi atau inovasi”, dan “memberikan
penerangan”, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus-menerus,
sekuat-tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya
perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan
(beneficiaries) yang menjadi “klien” penyuluhan”.
2.2
Kanker
Payudara
2.2.1 Pengertian
Kanker Payudara
Kanker
payudara adalah penyakit neoplasma yang bersifat ganas dimana selpayudara
mengalami proliferasi, diferensiasi abnormal dan tumbuh secara autonomyang
menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar diambil merusak serta menyebar
kebagian tubuh yang lain.
Menurut
National Cancer Institute, jenis kanker
payudara berdasarkan histopatologinya terdiri dari:
1. Non InvasiveIstilah non invasive berarti bahwa
sel ganas terbatas dalam duktus atau asinuslobulus, tidak terdapat bukti invasi
sel tumor yang menembus membran basalismasuk ke jaringan ikat sekitarnya.
2. InvasieIstilah invasive berarti sel tumor telah
menembus membran basalis sekeliling strukturpayudara tempat mereka tumbuh dan
menyebar ke jaringan sekitarnya.
2.2.2 Tanda dan Gejala
1)
Pada stadium dini;
tanpa keluhan, penderita merasa sehat, tidak nyeri, aktivitas normal. Tanda
yang mungkin ada teraba benjolan kecil di payudara.
2)
Terasa benjolan, bentuk
dan usuran payudara berubah, luka atau eksim pada payudara yang sudah lama dan
tidak sembuh pengobatan, keluar darah atau nanah atau cairan dari puting atau
ASI walupun tidak menyusui.
3)
Puting susu tertarik ke
dalam.
4)
Kulit payudara mengerut
seperti kulit jeruk.
5)
Pembengkakan
kelenjar getah bening dimana menandakan sel kanker telah menyebar.
2.2.3 Etiologi
a.
Umur > 30 tahun
b.
Melahirkan anak pertama
pada usia > 35 tahun
c.
Tidak kawin dan
nulipara
d.
Usia menars haid
pertama kali <12>
e.
Usia menepouse > 55
tahun
f.
Pernah mengalami
infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
g.
Terapi hormonal lama
h.
Mempunyai kanker
payudara kontralateral
i.
Pernah menjalani
operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
j.
Pernah mengalami
radiasi di daerah dada
k.
Ada riwayat keluarga
dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan Ibu
l.
Kontrasepsi oral pada
pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik
2.2.4 Patofisiologi
Etiologi
yang ada Sadari Benjolan pada payudara Tidak teraba pada payudara Mamografis
(USG) Jinak Dicurigai Ganas lakukan Biopsy untuk mengetahui Sel jinak Sel ganas
Kanker payudara untuk Penentuan stadium
Stadium I : Tumor < >
Stadium I : Tumor < >
Stadium
II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit dinding dada
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit dinding dada
Stadium
IV : Metastasis keseluruh organ dalam.
2.2.5 Cara Mencegah Kanker Payudara
1.
Pencegahan primer.
1)
Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling
utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada
berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
2)
Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum
sama sekali terdeteksi adanya kanker payudara. Hal ini sangat bagus bila
dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara dini.
Hal-hal
yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer adalah:
1.
Membatasi konsumsi alkohol
2.
Menjaga berat badan ideal
3.
Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif
untuk menambah atau hormon lainnya
4.
Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan
sehari-hari
5.
Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
6.
Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
2.
Pencegahan sekunder
1)
Resiko kanker payudara. Dari pola makan yang salah atau
dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker ini. Pencegahan sekunder
merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara.
2)
Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid
normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteki dini. Beberapa metode deteksi ini terus
mengalami perkembangan.
Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker payudara adalah
dengan cara :
1.
Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama
3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau
hal-hal yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter.
2.
Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi
3.
Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada
dokter ahli atau melakukan cancer risk assessement survey
4.
Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan
demografi setiap tahun.
5.
Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah
menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua
lembar alas, kemudian dibuat foto dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
3.
Pencegahan tersier
Pencegahan
ini ditunjukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara.
Penanganan yang tepat sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan
dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan ini untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan :
1.
Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap
ketahanan penderita
2.
Tindakan kemoterapi dengan sitostatika
3.
Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya
berupa sistomatik
4.
Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif
Cara
lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :
1.
Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama.
Kalau bisa ketika tidur bra dilepas
2.
Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol
3.
Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu
bulan sekali
4.
Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam
radiasi lainnya
5.
Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin sebagai zat antioksidan.
6.
Selain itu, banyak-banyak mengonsumsi kacang kedelai,
tempe, tahu, dan sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen
genistein yang dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.
7.
Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan
seperti joging
8.
Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama
lemak hewani
9.
Hindari stress.
2.3
Sadari
2.3.1 Pengertian
Sadari
Pengertian
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1)
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan
payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen
penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2007).
2)
Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah
pemeriksaan payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus
menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1. Dan menurut
Maulani (2009), Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting
dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker
payudara.
3)
Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan
untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum
kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006).
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI,
pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka
kematian sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).
Pemeriksaan
Payudara Sendiri Salah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara
adalah dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang
berkaitan dengan benjolan pada payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun
kelainan pada payudaranya. Padahal, kemungkinan sembuh tentu akan semakin besar
bila benjolan kanker pada terdeteksi lebih awal.
Langkah
pemeriksaan payudara sendiri :
1.
Periksa kondisi payudara secara umum di depan cermin.
Lihat apakah ada perubahan warna dan struktur kulit, ukuran atau bentuk
payudara
2.
Lalu periksa payudara kanan dan daerah ketiak di
sekitarnya menggunakan tangan kiri. Gerakan tangan kirimu menjelajahi payudara
dengan arah melingkar serta tekanan ringan. Arah melingkar ini bisa dimulai
dari lingkaran tertular payudara, sampai mencapai puting. Sesudah itu, periksa
payudara dengan gerakan vertikal dari atas ke bawah.
3.
Tekan bagian puting secara perlahan untuk memeriksa
apakah ada cairan yang keluar
4.
Lakukanlah hal yang sama pada payudara kiri.
2.3.2 Prosedur
pelaksanaan
SADARI
dilakukan setiap bulan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan Clinical Breast Examination (CBE) oleh
seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara
sejak dini.Ada tiga langkah penting untuk melakukan SADARI yaitu:
1. Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.
Untuk
melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat lengan kanan anda ke
belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan
pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa payudara
sebelah kiri.
2. Pemeriksaan raba pada saat berbaring.
Berbaringlah
di atas permukaan yang keras. Saat melakukan pemeriksaan pada payudara kanan,
letakkan bantal di bawah pundak kanan. Kemudian letakkan lengan kanan di
belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan
secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam. Mulailah pada bagian
paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah
jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12. Setelah itu, pindahkan
jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting. Teruskan gerakan memutar
seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai
diperiksa. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri.
Teknik
SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan
ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar
dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang
berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti
benjolan.
2.3.3 Tempo permeriksaan
Pemeriksaan
payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang
haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa
haid bermula, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang membuat diri
Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter menginformasikan bahwa
hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan tapi Anda masih tetap
resah, Anda bisa meminta kunjungan lanjutan. Anda juga bisa meminta pendapat
kedua dari seorang dokter spesialis. Para wanita yang telah berusia 20
dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus
melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila telah memasuki usia 40.
2.4
Pengetahuan
2.4.1
Pengertian
Pengetahuan
Pengetahuan
adalah hasil dari tahu yang terjadi setetah orang metakukan, pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Menurut pengalaman dan hasil penelitian Rogers
dalam Notoaatmodjo (2003), bahwa penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan
bersifat langgeng (long lasting) dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Selain itu pengetahuan juga
merupakan tahap awal dalam adopsi perilaku baru sebelum terbentuknya sikap
terhadap objek bani yang dihadapinya.
2.4.2
Domain
Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2003), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup
didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1. Tahu
(Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari mengingat sebelumnya termasuk kedalam tingkatan pengetahuan ini
adalah kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima.
2. Memahami
(Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan
benar tentang objek yang ingin diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi
(Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenanya. Mengaplikasikan
berarti dapat menerapkan atau menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Analisis
(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
itu dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memilahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis
(Syntesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang dibuat sendin atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
2.4.3
Sumber
Pengetahuan
Menurut Rahmat (2005) pengetahuan seseorang diperoleh
dan pengalaman berbagai informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman,
media massa, media elektronik, buku petunjuk dan tenaga kesehatan.
2.4.3.1 Pengalaman
Pengalaman tidak selalu berwujud suatu hal yang pernah
dilalui oleh seseorang, tetapi bisa berawal dari mendengar atau melihat.
Misalnya dari teman mereka yang sudah melakukan suatu hal terutama hal yang
negatif selalu mendorong temannya u.ntuk berbuat hal yang sama.
2.4.3.2 Orang Tua
Adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi
pengetahuan orang tua yang selalu otoriter dalam mendidik anak, dianggap hanya
memicu anak untuk lari dari kekangan orang tua pada mereka yang selalu sibuk
tidak memperhatikan, anaknya. Dengan keadaan orang tersebut, anak balasanya
mencari perlindungan dan perhatian dari teman atau pacanya. Jadi, berfungsinya
keluarga dalam menjalankan fungsi kontrol, penanaman nilai moral dan
keterbukaan sangat mempengaruhi pengetahuan, anak.
2.4.3.3 Teman
Merupakan faktor lain juga yang mempengaruhi pengetahuan
teman sebaya yang hanya mengetahui sekilas tentang suatu hal, hanya memberikan
informasi dan pernahaman yang salah.
2.4.3.4 Media massa, media
elektronik dan buku petunjuk
Merupakan sumber informasi yang mudah dijangkau oleh
semua kalangan dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan meskipun
harus secara selekt.if
2.4.3.5 Petugas kesehatan
Merupakan sarana pemberian informasi penting untuk
meningkatkan pengetahuan karena dan petugas kesehatan dapat meluruskan
informasi yang salah yang ada dalam masyarakat.
2.4.4
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah:
2.4.4.1 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk
memberi pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2.4.4.2 Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber
informasi yang lebih banyak akan memperoleh pengetahuan yang lebih luas.
2.4.4.3 Budaya
Tingkah laku manusia atau
kelompok manusia dalam memerlukan kebutuhan yang meliputi sikap dan
kepercayaan.
2.4.4.4 Pengalaman
Suatu yang pernah dialami
seseorang akan menambah pengetahuan.
2.4.4.5 Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.4.5
Pengukuran
Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket dengan menanyakan tentang isi materl yang ingin diukur dari subjek
peneliti atau responden (Notoatmoqio, 2002).
2.5
Konsep
Sikap
Sikap dalam diri
individu akan mempengaruhi tingkah laku atau perbuatan individu itu sendiri,
namum yang dimaksud dengan sikap itu sendiri yaitu :
1)
Sikap adalah kesiapan merespons yang sikapnya positif
atau negatif terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten (Ahmad, 1999).
2)
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan
seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif, yang disertai adanya
perasaan tertentu, dan memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respons
atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2002).
Komponen sikap mempunyai tiga kelompok
menurut (Azwar. S, 1995), yaitu:
1)
Komponen kognitif
: berupa pengetahuan, kepercayaan atau pemikiran yang didasarkan pada informasi
yang berhubungan dengan objek, ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan
keyakinan serta harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.
2)
Komponen afektif
: menunjukan pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan
dengan objek. Objek ini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak, berwujud
menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati,
antipati dan sebagainya yang ditunjukan kepada objek-objek tertentu.
3)
Komponen behavior
: melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap suatu objek.
Berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu.
Sikap memiliki beberapa
tingkatan diantaranya:
1)
Receiving
(menerima), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
2)
Responding
(merespon), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah sutu tindakan dari tingkatan merespon.
3)
Valuing (menghargai),
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4)
Responsible
(bertanggung jawab), bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Ada enam faktor yang mempengaruhi sikap
diantaranya yaitu :
1)
Pengalaman pribadi, apa yang telah ada dan apa yang
sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita
terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya
sikap, untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan seseorang harus
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan
itu akan membentuk sikap positif atau sikap negatif.
2)
Pengaruh orang lain yang dianggap penting, orang lain
disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita, seseorang kita anggap penting, seseorang yang kita
harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita,
seseorang bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu.
3)
Pengaruh keyakinan, kebudayaan dimana kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila
kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual,
sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah
kebebasan pergaulan.
4)
Lembaga pendidikan dan lembaga agama, lembaga
pendidikan dan agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan
sikap dikarenakan keduanya merupakan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu.
5)
Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap
ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang,
kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi
yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan akan sikap
yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi
dapat pula merupakan sikap yang lebih konsisten dan bertahan lama.
6)
Media massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dll, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. gejala
sistemik (Depkes RI, 2005)
2.6
Kerangka
Teori
Kerangka teori penelitian adalah suatu
hubungan atau kaitan antar konsep satu terhadap konsep yang lain yang ingin
diteliti (Notoatmodjo, 2002). Lawrence and Green menganalisa
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan bahwa
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Menurut Notoatmodjo (2003) Perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor berikut:
1.
Faktor Predisposisi (predisposing factor) terwujud
dalam pendidikan, pengetahuan, sikap dan persepsi.
2.
Faktor Pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkup fisik,
ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan pendapatan keluarga, dan lain-lain.
3.
Faktor Penguat (reinforcing
factor) yang terwujud dalam sikap petugas, orang
tua dan lain-lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Bagan 2.6
Kerangka Teori
Pengaruh penyuluhan terhadapa pengetahuan siswi
|
|
||||||||
Sumber : Modifikasi dari teori
Lawrence and Green, Notoatmodjo, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar